Sarasehan FKUB Bagi Toga Dan Tomas Di Kabupaten Blora |
Blora,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Blora
menyelenggarakan Sarasehan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), Senin
(15/05/2017).
Bertempat
di Ruang Pertemuan Setda Kabupaten Blora, sarasehan dibuka oleh Wakil Bupati
H.Arief Rohman M.Si dengan diikuti 100 peserta dari perwakilan tokoh lintas
agama, TNI, Polri dan Akademisi, Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas).
Kepala
Kantor Kesbangpol Blora, Mei Nariyono menyatakan bahwa pihaknya dalam
menyelenggarakan sarasehan kali ini menghadirkan narasumber sebanyak 4 orang.
Yakni Dr. H Rozihan SH, M.Ag seorang akademisi dosen Unissula Semarang
sekaligus Wakil Ketua FKUB Jawa Tengah, Drs. H.Nuril Anshori M.Hum Kepala
Kemenag Blora, AKP H Sumaidi S.Ag Kasat Binmas Polres Blora dan H Ishad Shofawi
Kepala FKUB Kabupaten Blora.
“Sarasehan
ini kami laksanakan sebagai upaya preventif untuk mencegah potensi perpecahan
dan kerusuhan ditengah santernya pemberitaan yang sangat cepat tersebar di
dunia maya, khususnya yang memuat isu SARA,” ucap Mei Nariyono.
Ia
berharap dengan dilaksanakannya Sarasehan FKUB ini bisa menciptakan suasana
kedamaian, saling menghormati, toleransi, dan menjunjung tinggi aturan hukum
yang berlaku demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI.
Wakil
Bupati Arief Rohman dalam sambutannya mengajak kepada seluruh umat beragama
yang ada di Kabupaten Blora untuk senantiasa menciptakan kerukunan dan
kebersamaan.
“Selama
ini Blora sudah cukup kondusif, namun bukan berarti tidak ada potensi
perpecahan. Kedepan kerukunan dan keharmonisan ini harus terus dipupuk, salah
satunya dengan melaksanakan sarasehan seperti ini,” ujarnya.
Menurutnya,
penyelenggaraan sarasehan yang bertepatan dengan bulan Mei ini sekaligus
mengingatkan semuanya bahwa pada bulan Mei tahun 1908 dahulu bangsa Indonesia
mencetuskan kebangkitan nasional. Dimana jika dirunut sejarah berdirinya bangsa
Indonesia pada hakekatnya didirikan di atas kerukunan antar umat beragama.
“Ingatlah,
pada hakekatnya semua agama mempunyai platform yang sama kepada Tuhan Yang Maha
Esa, hanya caranya yang berbeda-beda. Maka sudah sepantasnya kita dipanggil
dengan sebutan yang sama yaitu Umat Beragama yang majemuk. Perbedaan bukan
pemicu perpecahan, perbedaan itu rahmah,” lanjut Arief Rohman.
Penyebaran
radikalisme dan paham ISIS yang anter terdengar akhir-akhir ini juga menjadi
sorotan Arief Rohman. Ia mengajak agar seluruh FKUB untuk sering bertemu,
melakukan dialog dan sharing tentang potensi kerawanan yang bisa menimbulkan
konflik horisontal sebagai upaya pencegahan serta mediasi dini.
Di
akhir sambutannya, ia berharap FKUB bisa berkontribusi mendukung kemajuan
pembangunan dan terselenggaranya kehidupan masyarakat yang rukun damai
sejahtera, dengan mengembangkan seluruh potensi dan perannya secara baik. (adi
sanrico)
0 comments:
Post a Comment