Denda Uji KIR Tidak Mahal

KIR di DPPKKI Blora

Blora – Masyarakat di Kabupaten Blora selama ini beranggapan denda keterlambatan uji kendaraan bermotor atau KIR mahal, apalagi jika keterlambatan itu bertahun-tahun. Padahal anggapan tersebut sangat tidak benar (salah).

Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Slamet Pamuji melalui Kepala Bidang Teknik dan Perbengkelan H. Suparno menegaskan, pembayaran denda keterlambatan uji KIR tidaklah mahal.

”Berapa lama pun keterlambatan uji KIR, yang dibayarkan itu hanya biaya uji KIR terakhir ditambah denda keterlambatan. Misalnya terlambat lima tahun, bukan lantas harus bayar uji KIR semuanya selama lima tahun.Tapi yang dibayar adalah biaya uji KIR terakhir tahun itu,” kata Suparno.

Dia mengemukakan, cara menghitung biaya pengujian kendaraan adalah biaya retribusi hanya ditarik pada saat kendaraan akan melakukan pengujian.

Kemudian, biaya pengganti plat uji juga ditarik pada saat kendaraan akan melakukan pengujian. Adapun biaya pengganti buku ditarik pada saat buku uji kendaraan habis (kolom pengesahan sudah penuh) rusak atau hilang yang dilengkapi dengan surat keterangan dari kepolisian.

”Yang perlu diperhatikan lagi, denda atau sanksi administratif dihitung jumlah bulan keterlambatan dikalikan 2 persen retribusi,” kata Suparno.

Berdasarkan data yang dihimpun, retribusi uji KIR di Blora relatif murah. Jumlah berat bruto (JBB) 0-5.000 kg (pickup) sebesar† Rp 30.000. JBB 5000 – 8000 kg (truck, mikrobus) sebesar Rp 35.000, JBB 8.000 kg ke atas (tronton, kereta gandeng, kereta tempel) sebesar Rp 40.000.

Menurut Suparno, anggapan jika terlambat uji KIR harus membayar semua biaya keterlambatan (retribusi dan denda), terkadang membuat pemilik kendaraan enggan melakukan uji KIR. Akibatnya, kendaraan tersebut bertahun-tahun tidak diuji KIR.

”Jika masih belum jelas tentang uji KIR ini silahkan datang ke tempat kami di Kantor Dishub di jalan Gatot Subroto,” tandas Suparno. (adi sanrico)