Ratusan truk tabu petani Blora, bersiap masuk ke unit bongkar di PG Blora milik PT GMM Bulog |
Blora,- Pabrik Gula (PG) Blora tahun giling 2017 ini berjalan
lancar. Proses giling tebu rakyat yang telah memasuki hari ke-11 sejak giling
perdana pada Senin (01/05/2017), sedikitnya sudah 5.000 truk tebu masuk ke PG
milik PT Gendhis Multi Manis-Bulog di kompleks Bentolo, Desa Tinapan, Kecamatan
Todanan, Kabupaten Blora.
“Giling
tertib, dan lancar, rata-rata perhari masuk 500 truk tebu atau sekitar tujuh
ton tebu setiap truknya,” jelas General Menager (GM) PG Blora, Bambang Subekti,
Kamis (11/05/2017).
General
Menager (GM) PG Blora, Bambang Subekti menjelaskan bahwa pabrik memiliki kemampuan giling 6.000 Tcd (6.000
ton) perharinya. Untuk merelalisasi target produksi gula yang bersih dan segar
45.000 ton, manajemen melakukan berbagai pembenahan fasilitas.
“Target
produksi tahun ini 45.000 ton gula, dan GMM Bulog juga merealisasi harapan
petani dengan harga tebu yang bagus berkisar 60 rupiah perkilogram,” tambah
Bambang Subekti.
Menurutnya,
harga tebu saat ini termasuk yang tertinggi sejak PG Blora berdiri, dengan
harapan petani juga bisa memenuhi kewajiban dengan program “tebu fotlot” untuk
hasil (kualitas) gula yang baik.
“Tebu
fotlot, adalah tebu yang bersih, dan sampai saat ini para petani ternyata bisa
menyesuaikan program ini,” kata Bambang Subekti.
Sementara
itu Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah Sukadi
Wibowo mengaku, sejak awal sebelum
giling perdana 01 April 2017 lalu, pihaknya sudah mengumpulkan pengurus APTRI
Blora, dan perwakilan para petani tebu untuk mengikuti program “tebu fotlot”
itu.
Tidak
hanya merealisasi “tebu foltlot” yang bersih, APTRI juga mulai
mensosialisasikan agar petani semakin maju dengan pola tanam yang baik, benih
yang bagus, dan mendukung PT GMM Bulog.
“Sudah
ada PG terbaik di Indonesia, petani tebu juga harus maju, dengan model tanaman
tebu hanya berlaku tiga kali panen,” tandas
Sukadi Wibowo.
GM
PG Blora Bambang Subekti menambahkan, PT GMM Bulog tahun ini membutuhkan lahan
tebu yang dipanen seluas 8.700 hektar, sementara Blora baru tersedia sekitar
3.200 hektar.
“Perum
Perhutani sudah siapkan lahan tebu untuk PT GMM Bulog, saat ini sedang tahap
persiapan,” ungkapnya.
Untuk
keperluan itu, lanjutnya PG Blora juga menerima tebu petani luar daerah, tetapi
tetap mengutamakan tabu petani Blora. Dia mengakui, proses giling tahun ini
lebih lancar,
“Selain
PT GMM Bulog menyediakan area parkir truk yang bisa menampung 600 truk tebu,
membenahi unit giling, dan unit bongkar muat tebu,” pungkas Bambang Subekti. (adi
sanrico)
0 comments:
Post a Comment