Wakil Bupati Blora Menyaksikan Pembuatan Batik Di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Bersama Forkopimcam Kradenan |
Blora,- Perajin batik Blora
ternyata tidak hanya ada di wilayah perkotaan saja, melainkan tersebar ke
desa-desa. Salah satunya di Desa Sumber Kecamatan Kradenan, terdapat sebuah
kelompok perajin batik yang hingga saat ini masih aktif berkarya di tengah
keterbatasan alat produksi dan media pemasaran.
Yakni kelompok
perajin batik Manggar yang berlokasi di RT 02 RW 10 Dukuh Tawangrejo, Desa
Sumber Kecamatan Kradenan. Berawal dari pelatihan membatik yang digelar melalui
Coorporate Social Responsibility (CSR) Pertamina beberapa tahun lalu, kelompok
batik Manggar dibawah koordinator Ibu Jarwati ini ingin mengembangkan usahanya
agar bisa dikenal masyarakat umum.
Kondisi itu pun
direspon Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si saat melakukan kunjungan kerja
ke Desa Sumber Kecamatan Kradenan, Kamis (15/12) lalu, didampingi Kapolsek AKP
Subardo dan Kades Sumber Zaki Bachroni. Wabup yang juga mantan anggota DPRD
Jateng ini pun bersedia memberikan bantuan pengembangan usaha dan pemasaran.
“Batik ini harus
bisa dikembangkan agar bisa dijadikan salah satu usaha unggulan desa yang
melibatkan warga, khususnya ibu-ibu. Motifnya juga harus motif khas desa sini
agar beda dengan batik lainnya. Kekurangan alat produksi coba didata, nanti
saya bantu carikan CSR dari Pertamina atau PGN mengingat Desa Sumber merupakan
ladang gas negara,” ujarnya.
Adapun untuk
pemasaran, Wabup akan menggandeng persatuan pengusaha hotel yang tergabung
dalam PHRI Kabupaten Blora untuk bisa menyediakan space kecil di masing-masing
lobbi hotel guna memamerkan produk-produk kerajinan seperti batik ini.
“Dengan dipamerkan
di hotel-hotel yang ada di Blora maupun Cepu maka batik akan bisa dikenal para
tamu dari luar kota untuk kenang-kenangan. Nanti saya hubungkan dengan para
pengusaha hotel,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, ia
juga meminta perajin aktif mempromosikan batiknya melalui media sosial.
Maraknya penggunaan media sosial harus bisa dimanfaatkan untuk menjual produk
kerajinan. Ia mencontohkan batik Blora Nimas Barokah yang ada di Kelurahan
Beran bisa dikenal masyarakat luas hingga Gubernur juga karena media sosial.
Mendengar arahan
Wabup, Jarwati beserta 5 anggota kelompok pembatiknya menyatakan kesiapannya
untuk terus mengembangkan usahanya. Ia mengaku saat ini perajinnya semua adalah
ibu-ibu rumah tangga yang setiap hari berkumpul setelah memasak dan bersih-bersih
rumah.
“Kekurangan alat
memang iya, kami awalnya hanya berlatih warna alam. Namun kini mencoba warna
kimia dengan remasol. Jika difasilitasi bantuan alat, kami juga ingin
mengembangkan batik cap agar memiliki banyak varian,” bebernya.
Dalam hal
pengembangan motif, kelompok Manggar ini juga didampingi Rudianto, seorang
mahasiswa desain batik asli desa tersebut yang kini masih kuliah di Solo.
Pemuda ini bersedia melakukan pendampingan dalam hal pengembangan motif dan
pewarnaan agar batik dari Desa Sumber bisa lebih berkualitas dan menarik. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment