![]() |
Wakil Bupati Blora Memberikan Sambutan |
Blora,- Dinas Kesehatan
Kabupaten (DKK) Blora pada Selasa (11/04/2017) mlelaksanakan Rapat Koordinasi
Kesehatan Daerah (Rakorkesda) tahun 2017. Bertempat di Ruang Batavia Same Hotel
Kecamatan Cepu, rakor bertema “Dengan Melaksanakan Gerakan Masyarakat Sehat
Melalui Pendekatan Keluarga Kita Wujudkan Kebupaten Blora Sehat” dibuka secara
langsung oleh Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si. Hadir dalam acara tersebut
sebagai narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr. Yulianto
Prabowo M.Kes, Kepala DKK Blora dr. Henny Indriyanti, Kepala Bappeda Kabupaten
Blora Ir. Sutikno Slamet, Direktur RSUD dr.R.Soetijono Blora dr. Nugroho
Adiwarso, Kepala BPJS Kesehatan wilayah Pati dr. Rahmat Widodo, dan Kepala BLUD
Puskesmas Kunduran dr. Muhammad Jamil Muhlisin, MM.
Sedangkan
rakor diikuti seluruh stakeholder kesehatan se Kabupaten mulai dokter, perawat,
bidan akademisi, kepala Puskesmas, direktur RS hingga praktisi kesehatan.
Beberapa OPD dan camat se Kabupaten Blora juga hadir.
Saat
membuka rakor, Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si membacakan sambutan Bupati
Djoko Nugroho. Salah satunya, ia menyoroti tentang masih tingginya angka
kemarian ibu dan anak di Kabupaten Blora. Pihaknya berharap seluruh stakeholder
kesehatan bisa memberikan perhatian penuh kepada ibu hamil dan menyusui agar
kecukupan gizi serta kondisi tubuhnya tetap fit. “Saya mewakili Pak Bupati yang
sedang ada dinas luar ke Semarang ingin menyampaikan pesan beliau. Salah
satunya menyoroti tentang masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di
Kabupaten Blora. Selama tahun 2016 kemarin ada 22 kasus di Blora, dan menempati
peringkat 8 terbanyak se Jawa Tengah,” ucap Arief Rohman.
Pihaknya
meminta seluruh stakeholder bisa bersama-sama mengatasi hal ini, misalnya
dengan program intip kehamilan. Dimana Puskesmas, Pusyandu, dan Ibu-ibu PKK di
pedesaan harus punya data siapa saja warganya yang hamil, sehingga bisa
dilakukan pendampingan agar kesehatan dan pemenuhan gizinya terjaga. “Ibunya
sehat, saat melahirkan sehat, dan bayinya kuat,” lanjutnya.
Apalagi
di tahun 2017 mulai Januari hingga akhir Maret kemarin sudah ada 7 kasus
kematian ibu dan anak yang menempatkan Blora di peringkat ketiga terbanyak se
Jawa Tengah tahun ini. Tak hanya pendataan ibu hamil dan menyusui saja, Pemkab
berharap pelayanan persalinan ibu hamil juga ditingkatkan. “Layani pasien
dengan setulus hati. Niati sebagai ibadah, itu adalah ladang pahala panjenengan
semua menuju surga,” ujar Arief Rohman.
Ia
mengaku untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Kabupaten Blora perlu adanya
perencanaan yang sistematis dan terpadu dari berbagai pihak. “Karena pada
dasarnya kesehatan bukan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, melainkan
tanggung jawab kita semua. Pemkab siap melakukan peningkatan kualitas SDM
bidang kesehatan dan penambahan alat kesehatan di puskesmad serta rumah sakit,”
tegasnya. Puskesmas Kunduran di Kecamatan Kunduran yang telah berstatus Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) dijadikan contoh pelayanan kesehatan baik. Dimana di
puskesmas tersebut sudah bisa berjalan mandiri dan pelayanannya semakin
komprehensif. Puskesmas di daerah lainnya ikut didorong agar bisa segera
membentuk BLUD.
Kepala
Dinas Kesehatan Jateng dr. Yulianto Prabowo M.Kes membenarkan bahwa angka
kematian ibu dan anak masih tinggi. Ia menyatakan kesiapannya untuk membantu
Blora dalam hal menekan angka kematian ibu dan anak. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment