Wakil Bupati Blora Arief Rohman Mengunjungi Rumah Kerajinan Di Cepu |
Blora,- Dengan memanfaatkan bambu ori yang banyak tumbuh di
sekitar kampung, seorang warga RT 03 RW 07 Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu
berhasil menciptakan sebuah karya seni bernilai tinggi berupa miniatur
kendaraan tradisional, berbagai mobil kuno hingga alat pengolahan migas.
Miniatur dengan tingkat ketelitian dan kesamaan yang mendekati sempurna,
membuat karya yang dihasilkan bisa mencapai harga jutaan rupiah.
Ia adalah Agung Kuncoro Aji, orang yang membuat
karya tersebut. Karyanya bahwa sudah pernah dipesan untuk dikirim ke beberapa
kota besar. Terakhir ia mengirim replika rumah joglo dari bambu ari yang
dikirim ke Mojokerto. Ia berharap ada perhatian dari Pemkab Blora untuk ruang
pamer dan pemasaran produk kerajinannya.
Mendengar kabar tentang adanya kerajinan itu, Wakil
Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si merasa tertarik dan memutuskan untuk
mengunjungi rumah kerajinan dari bambu ori di Ngelo, Kamis (30/3/2017). Ia
ingin mengetahui sebesar apa potensi kerajinan bambu ori yang ada di Kota
Minyak tersebut.
Setibanya di rumah Agung Kuncoro Aji yang akrab
dipanggil Aji tersebut, Arief Rohman langsung melihat-lihat beberapa miniatur
kendaraan yang sudah berhasil dibuat. Sambil mengamati miniatur yang memiliki
tingkat kesulitan yang rumit itu, ia bertanya tentang awal mula ide pembuatan
kerajinan tersebut kepada Aji. “Awalnya enam bulan lalu coba-coba membuat
replika sepeda motor dengan memanfaatkan bambu ori. Ternyata hasilnya bagus dan
dikembangkan dengan membuat alat transportasi tradisional seperti cikar,
delman, truk pertamina hingga kereta uap khas loko tour cepu yang bisa
dijadikan souvenir khas Kabupaten Blora. Hanya saja kami kesulitan untuk
memasarkan,” keluh Aji.
Dalam hal pembuatan karya tersebut, ia mengaku tidak
menggunakan alat khusus. Semuanya dilakukan secara manual dengan peralatan
sederhana seperti pisau, gergaji kecil, cungkil, lem, amplas, dan lainnya. “Agar
bambu lebih mudah dibentuk, biasanya sebelum digunakan untuk membuat karya
terlebih dahulu di oven. Ovennya juga bukan oven khusus, melainkan oven yang
biasa digunakan untuk memasak kue,” lanjut Aji.
Untuk memproduksi satu replika atau miniatur cikar tradisional
lengkap dengan dua ekor sapi menurutnya membutuhkan waktu hingga satu minggu.
Sedangkan untuk membuat miniatur kereta uap dan kendaraan rig migas bisa
memakan waktu terlama hingga satu bulan. Hal itu dikarenakan butuh waktu untuk
membuat detail komponen komponen kecil kendaraannya. “Selain pemasaran, saya
juga berharap bisa mendapatkan bantuan alat-alat kerajinan yang lebih modern,”
ungkap Aji.
Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si pun langsung
menawarkan bantuan agar produk-produk Aji bisa dipamerkan di hotel-hotel besar
yang ada di Kecamatan Cepu. “Kalau untuk pemasaran, nanti kita carikan ruang
lah. Ini cukup bagus lho. Coba nanti saya komunikasikan dengan Persatuan
Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Blora, agar produk kerajinan
lokal seperti ini bisa ikut dipamerkan di lobbi hotel atau restoran,” ujarnya.
Adapun tentang keluhan bantuan peralatan, dirinya
meminta kepada Aji untuk melakukan pendataan alat yang dibutuhkan. Ia
mempersilahkan perajin untuk menyusun proposal pengajuan bantuan ke dinas
terkait. “Kalau pengen cepat nanti coba akan saya lobbikan dengan perusahaan
perusahaan besar yang ada disini seperti Pertamina, PGN atau Perhutani agar
bisa menjadi mitra binaannya. Dengan demikian jenengan tidak hanya mendapatkan bantuan
alat, namun bisa didampingi pemasarannya,” pungkas Wabup asli Kecamatan
Banjarejo ini sambil membeli salah satu miniatur mobil kuno. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment