POLRES BLORA SOSIALISAIKAN PUBLIC PANIC BUTTON MELALUI SIARAN RADIO

Kabag Ops Dan Kasubag Humas Polres Blora Mensosialisasikan Public Punic Button Di Siaran Radio

Blora,- Siaran Radio “Ngobrol Santai” di Radio Thomson Blora menjadi media alternatif dalam mensosialisasikan pesan-pesan kamtibmas dan program-program terbaru Kepolisian dalam rangka mengingkatkan layanan public yang berbasis Information technology (IT) di wilayah hukum Kepolisian Resor (Polres) Blora, Sebab, sebagian besar masyarak at di kabupaten Blora ini masih gemar mendengarkan siaran radio. (06/02/2017)

Dalam kesempatan siaran kemarin dimulai sekira pukul 19.00 WIB, yang dipandu oleh penyiar Radio Thomson Blora 94.1 FM, Kabag Ops Kompol I Gede Arda SE bersama Kasubbag Humas AKP Sularno SH Polres Blora, melakukan kegiatan dialog interaktif tentang situasi kamtibmas serta mensosialisasikan program terbaru Polda Jateng yakni Smile Police dan Public Panic Button kepada seluruh masyarakat pendengar radio di Kabupaten Blora.

Kabag Ops Polres Blora Kompol I Gede Arda mengatakan, aplikasi Smile Police merupakan terobosan kreatif dari Polda Jawa Tengah dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah kepada masyarakat berbasis teknologi informasi. “Aplikasi Smile Police merupakan langkah menuju Polri yang profesional, modern dan terpercaya sesuai program Kapolri Jenderal Tito Karnavian,” terangnya.

Aplikasi ini bisa diakses melalui handphone (HP) android dengan terlebih dahulu mendownload aplikasi tersebut di Google Playstore setelah lakukan registrasi terlebih dahulu dengan mengisi email aktif, nomor HP dan alamat. Aplikasi tersebut telah diluncurkan Kapolri bersama Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono pada 4 Februari 2017 di Polda Jawa Tengah. Smile itu sendiri merupakan kepanjangan dari Sistem Management Informasi Layanan Elektronik. Dalam aplikasi Smile Police terdapat beberapa pelayanan online, diantaranya adalah e-Learning, e-Bhabin Jateng and Trust, Panic Button, e-Complaint, e-Tilang, e-SMART Regident Center.

Pada kesempatan itu, Kompol I Gede Arda menjelaskan fungsi aplikasi Public Panic Button dan SMART Regident Center. SMART Regident Center merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melihat hal-hal terkait dengan BPKB, STNK, dan SIM.

Sedangkan Public Panic Button, apabila ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dan masyarakat menggunakan aplikasi tersebut secara cepat akan terhubung dengan polisi terdekat. Dan apabila polisi yang terdekat itu tidak menanggapi maka akan menyala warna merah yaitu menunggu. Apabila polisi terdekat memproses aduan tersebut maka akan menyala warna kuning yaitu proses reaksi cepat. Kemudian apabila masalah tersebut sudah tuntas maka akan menyala warna hijau yang artinya selesai.

Aplikasi ini sudah terhubung secara langsung dengan sistem di Polda Jawa Tengah. Jadi apapun kegiatan yang dilaksanakan oleh pengguna akan terbaca oleh Polda Jawa Tengah dan Polres Blora di ruangan Commad Center.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Blora AKP Sularno juga ikut berbicara di siaran radio, menjelaskan bahwa aplikasi ini dibuat untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang sudah ada di Satker Polda Jateng dan jajaran. Aplikasi ini bisa menyederhanakan, melengkapi & menambah nilai atau fungsi aplikasi-aplikasi yang sudah running di Satker Polda Jateng dan jajaran. “Silahkan saudara-saudaraku seluruh masyarakat Kab. Blora untuk mengunduh aplikasi Public Panic Button, aplikasi ini adalah untuk memudahkan masyarakat melaporkan suatu kejadian emergency di lingkungan sekitar, caranya hanya dengan menekan tombol SOS tiga kali maka polisi terdekat akan segera mendatanginya,  Public Panic Button ini tingkat keakurasiannya tinggi karena terhubung dengan GPS maka jangan berpikiran polisi nanti salah mendatangi tempat kejadian perkara,” pungkas AKP Sularno.

Kegiatan ini akan kita laksanakan secara continue atau rutin agar semua lapisan masyarakat menjadi tahu kemudian paham juga merasa aman, nyaman dan semakin yakin bahwa dengan kehadiran program unggulan dari Polri yakni Smile Police, masyarakat merasa terayomi dan terlindungi. (adi sanrico)