Komunitas Difabel Blora |
Blora,- Pemerintah Kabupaten Blora
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bersama Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggelar kegiatan sosial, yakni
pembagian kaki palsu gratis untuk kaum difabel. (31/01/2017) Bekerjasama dengan
Yayasan Peduli Tuna Daksa, pelaksanaan kegiatan sosial pembagian kaki palsu
digelar di Gedung Bappeda dengan dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda Blora Ir.
Sutikno Slamet didampingi Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Sri Handoko.
Setidaknya ada 68 orang anggota
komunitas difabel Blora Mustika yang menerima bantuan kaki palsu dan sebagian
tangan palsu. Tidak hanya orang dewasa aja, difabel anak juga menerima bantuan
ini dengan harapan masa depannya bisa lebih cerah dan bersemangat meraih
cita-cita. Seperti yang dialami Aulia (5) bocah asal Desa Mojowetan Kecamatan
Banjarejo, ia sejak kecil dilahirkan cacat dengan kondisi kaki kiri mengerdil
dan tangan kanan tidak tumbuh. Setelah menerima bantuan kaki palsu ini, ia
mengungkapkan rasa kegembiraannya karena sudah tidak butuh bantuan tongkat lagi
untuk berjalan. “Senang bisa dapat batuan kaki palsu gratis. Sebelumnya saya
pakai bantuan tongkat. Sekarang tongkatnya tidak dipakai lagi,” ucap Aulia
ketika ditanyai awak media, sambil dipasangi kaki palsu oleh petugas.
Begitu juga dengan difabel
lainnya, mereka tampak gembira bisa menerima bantuan alat bantu kaki palsu dan
tangan palsu sehingga bisa beraktifitas layaknya orang normal. “Terimakasih,
teman-teman sudah diberikan bantuan gratis ini. Semoga bisa bermanfaat,” ucap
Kandar, wakil Ketua Komunitas Difabel Blora.
Ia mengungkapkan, di Kabupaten
Blora secara total terdapat kaum difabel sebanyak 520 orang. Dimana ke 520
orang tersebut memiliki keterbatasan fisik yang berbeda-beda sehingga tidak
semuanya membutuhkan kaki palsu.
Kepala Bappeda Blora, Ir Sutikno
Slamet berharap bantuan kaki palsu dan tangan palsu tersebut bisa membantu para
penyandang difabel agar bisa beraktifitas layaknya orang normal pada umumnya.
“Dengan menggunakan alat bantu ini, semoga semangat hidupnya bertambah dan
mampu berkarya secara mandiri. Buang jauh rasa malu dan minder,” tegasnya.
Adapun Sroi Handoko Kepala Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengakui jika belum semua
penyandang difabel menerima bantuan. “Ini memang belum semuanya, akan kita
usahakan bertahap. Selain bantuan kaki dan tangan palsu, kita upayakan untuk
memberikan pelatihan wirausaha agar mereka bisa membuka lapangan pekerjaan
sendiri,” jelas Sri Handoko.
Seperti tahun lalu, kaum difabel
Blora menurutnya telah diberikan pelatihan membatik agar bisa membuka usaha
kerajinan batik. Tahun ini dan tahun depan akan disusun pelatihan apa yang
tepat untuk kaum difabel. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment