Wakil Bupati Blora Menyampaikan Sambutan Dalam Lokakarya Di Pendopo PT.MSS |
Blora,- Tekad Pemerintah Kabupaten Blora untuk mengembangkan potensi
pariwisata di kawasan Waduk Greneng Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan terus
berlanjut. (16/11/2016) lalu, bertempat di Pendopo Kebun Buah PT.MSS Dukuh
Klapanan Desa Tunjungan digelar Lokakarya Pengambangan Destinasi Wisata Greneng
Menuju Tujuan Kunjungan Wisata Blora 2018.
Kegiatan yang
diselenggarakan Pemkab melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan menggandeng Dinas Perhubungan Pariwisata
Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) ini menghadirkan panelis dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Jawa Tengah, yakni Supomo SE, MK,
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Disbudpar Jateng.
Bupati H.Djoko
Nugroho yang berhalangan hadir karena masih bertugas di Jakarta, diwakili oleh
Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si. Selain itu hadir Kepala Bappeda Samgautama
Karnajaya, Kabid Pariwisata DPPKKI Sugianto, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan
Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Reni Miharti, beserta sejumlah
pemangku kepentingan dari kalangan pelaku wisata, biro wisata, pengusaha hotel,
hingga restoran.
Dalam sambutannya,
Wakil Bupati menyampaikan terimakasih atas dukungan seluruh pihak yang bersedia
untuk duduk bersama dalam memikirkan pengembangan destinasi wisata Greneng
sebagai unggulan Kabupaten Blora di tahun 2018 nanti. Ia berharap semua
pemangku kepentingan bisa ambil bagian dalam proses pembangunannya sesuai
bidang masing-masing.
Yasir, Kepala Desa
Tunjungan menyampaikan bahwa Greneng bukan satu-satunya potensi wisata yang
terdapat di desanya. Masih ada banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi
paket wisata seperti halnya Kebun Buah Klapanan, Kebun Durian Nglawungan,
Kampung Watulurung, Wisata Hutan dan Kuliner Ayam Bakar. “Ternyata potensi di
Desa Tunjungan ini luar biasa, ada kebun puluhan hektar, kampung sapi di
Watulurung, hingga kuliner. Perlu kerja keras agar potensi ini benar-benar bisa
dijadikan objek andalan pariwisata. Pemerintah, investor dan masyarakat harus
bersatu menyamakan persepsi tentang tujuan pembentukan objek wisata Greneng
dengan berbagai potensi ini. Potensi akan tetap menjadi potensi kalau tidak
dilanjutkan dengan aksi,” ujar Supomo Kepala Bidang Pengembangan Destinasi
Pariwisata Disbudpar Jateng.
Ia pun menawarkan
studi banding pengelolaan desa pariwisata ke Ponggok Klaten yang bisa
menghasilkan uang miliaran rupiah dalam satu bulan. Hanya dengan menjual
potensi kolam yang besarnya tidak lebih dari 100 meter persegi.
Dirinya meminta
seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama membangun Greneng agar
lokakarya ini tidak berhenti dan menguap begitu saja. “Pembentukan lokasi
wisata itu tidak hanya tanggung jawab Kantor Pariwisata, tetapi seluruh
komponen. Disini perlu adanya gerakan sadar wisata yang melibatkan masyarakat,”
ucapnya. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment