Kirab Pusaka Blora Rute Gelang Temu Gelang Lalu Bisu Ke-270 |
Paraga kirab pusaka mengenakan beskap landung (gaya Surakarta), sedangkan pangombyong kirab menyesuaikan dengan atribut identitas kelompok masing-masing.
Ritual diawali dengan penyematan untaian bunga oleh Bupati Blora ada keris pusaka Kyai Bisma dan sejumlah pusaka lainnya yang akan di kirab, di Pendopo Rumah Dinas Bupati, yang telah dijamas sebelumnya.
Sambil menanti tepat pukul 00.00 WIB, tradisi yang digelar setiap menjelang peringatan Hari Jadi Kabupaten Blora itu dihibur dengan alunan gending yang diiring dengan gamelan Jawa oleh Pengrawit dan dua Sinden. Penyerahan keris pusaka Kyai Bisma oleh Bupati Djoko Nugroho kepada Sekretaris Daerah Komang Gede Irawadi, selaku pembawa Keris Pusaka, Kyai Bisma.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora, Slamet Pamuji, menjelaskan urutan peserta Kirab Pusaka yakni Paraga Kirab terdiri unit mobil Satlantas Polres Blora, Pembawa Obor, Cucuk Lampah, Pusaka Kyai Bisma yang dibawa Sekkab. Blora Komang Gede Irawadi, Pusaka/piandel Blora lainnya yang dibawa oleh Paraga dari Pandemen Tosan Aji Toya Padasan, Obor Tengah dan Obor Belakang oleh petugas.
"Pangombyong Kirab Pusaka terdiri Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Blora, Camat Se- Blora, Kepala Kelurahan se-Kecamatan Blora, Kadang Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) Blora, Permadani, Paguyuban Warga Masyarakat Sedulur Sikep," ucap Slamet Pamuji.
Lebih lanjut, Kepala Dinporabudpar Blora menjelaskan Kirab Rute Temu Gelang artinya
Perjalanan mengirab Pusaka dengan laku visi itu, dimulai dari Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, pintu gerbang ke kanan, Jalan RA Kartini - Jalan Dr. Sutomo - Jalan Gunung Sumbing - Jalan Pemuda - Jalan Arumdalu - Jalan Kolonel Sunandar - Jalan Nusantara - Jalan KH. Ahmad Dahlan - Jalan Abu Umar, kembali ke Pendopo Kabupaten Blora melewati pintu samping.
"Kirab ini mejadi tradisi melekat peringatan Hari Jadi Blora, yang bisa disebut temu gelang. Artinya memutar dan kembali lagi bertemu di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora," jelasnya.
Imbuhnya, ada ketentuan yang harus ditaati oleh peserta kirab pusaka, yakni dilarang berbicara selama perjalanan sesuai rute yang ditentukan.
“Selama perjalanan tidak boleh bicara dan harus khidmat dengan memanjatkan doa kepada Tuhan agar Kabupaten Blora serta warga masyarakat diberikan keselamatan, dijauhkan dari bencana,” ujarnya.
Salah satu warga Blora turut menyaksikan kirab tersebut, Rahmat Widodo mengatakan bahwa dirinya sengaja melihat dan membuat dokumentasi di sepanjang rute yang dilalui kirab pusaka Blora.
"Ini adalah budaya yang bagus dan perlu dilestarikan, sekaligus tirakatan memohon keselamatan kepada Tuhan,” ungkap Rahmat Widodo, salah seorang warga Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, kepada awak media.
Untuk diketahui, Selain Pusaka Keris, Kyai Bisma, pusaka lainnya milik Kabupaten yang dikirab yaitu Pusaka Kyai Segoro Madu, Kyai Cengkrong, Kyai Kolo Wijan, Kyai Sengkelat, Kyai Kantar, Kyai Kebo Lajur, Kyai Tombak Kecipir, Kyai Tombak Biring Lanang, Kyai Tombak Kudup Melati.
Sejak berangkat hingga akhir prosesi kirab berlangsung dengan lancar dan khidmat, berkat pengamanan ketat dilakukan oleh Satlantas Polres Blora dan Sat Pol PP di sepanjang titik rute yang dilalui (HR/RED).
0 comments:
Post a Comment