Penanaman Refugia Di Pinggir Sawah Desa Tempuran |
Blora,- Unsur Forum Komunikasi Pimpinan
Kecamatan (Forkompimcam) Blora, bersama-sama Kapolsek Blora Kota yang diwakili Babinkamtibmas, Danramil Blora yang diwakili 10 orang Babinsa, UPTD Dintanbunakikan Kecamatan Blora
(Sukaryo Pamungkas,SP.)
beserta Staf, Petugas
Organisme Pengganggu Tanaman (POPT)–Ir.Budi Supriyono,SP., Kepala Desa
Tempuran (Sri Hartini) beserta Perangkat Desa dan Kelompok Tani Ngudi Rahayu 1
s-d 3 Desa Tempuran melaksanakan Gerakan tanam tanaman jenis Refugia yaitu
Orok-orok sebanyak 500 pohon dan bunga matahari sebanyak 200 pohon, yang ditanam
di pematang sawah sekitar waduk tempuran sepanjang saluran irigasi. Mengingat manfaat
dari jenis tanaman refugia tersebut, sangat berguna untuk mengurangi hama
tanaman padi secara terpadu. (03/06/2016)
Disampaikan Kepala
Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora Ir.Reni
Miharti M.Agr.Bus. melalui Kepala UPT Dintanbunakikan Kecamatan Blora, Sukaryo
Pamungkas SP. bahwa Pemilihan jenis tanaman Orok-orok dikandung maksud tanaman
ini bersifat Multi Guna karena daunnya bisa untuk pupuk hijau dan
akarnya sebagai penghasil Nitrogen dikarenakan memiliki bintil akar Rhyzobium
yang bisa mengikat Nitrogen dari udara, pemeliharaannya mudah dan bisa bertahan
tumbuh sampai 2(dua) musim tanam padi.
Lanjut Sukaryo
Pamungkas bahwa penanaman tumbuhan berbunga yang cantik di lahan persawahan merupakan
rekayasa ekosistem yang disebut Refugia merupakan bentuk intervensi ekosistem
dengan menyediakan rumah untuk pemangsa hama, tanaman jenis refugia seperti
bunga matahari, bunga kenikir, bunga kertas, bunga tapak dara dan orok-orok,
tak hanya cantik dilihat, namun mempunyai manfaat bagi tanaman padi karena Refugia bisa menjadi sumber makanan
dan rumah bagi predator Organisme Penggangu Tanaman (OPT). Hewan-hewan kecil seperti tawon,
capung, dan serangga lainnya, diharapkan bisa menekan perkembangan hama padi. Tanaman
refugia seperti mikrohabitat bagi predator hama padi, diharapkan perkembangan
terkendali oleh musuh alami.
Menekan Hama Padi
Sementara itu Petugas Organisme Pengganggu Tanaman
(POPT), Ir. Budi Supriyono menjelaskan bahwa penggunaan refugia untuk menekan perkembangan
hama dinilai efektif untuk pengendalian hama padi secara alami. Bahkan, refugia
mempunyai kelebihan karena jauh lebih aman daripada menggunakan pestisida, Musuh
alami yang bersarang di tanaman bunga akan menjadi predator atau parasitoid
bagi hama pengganggu padi. Predator
akan memangsa hama. Hewan yang termasuk predator hama antara lain capung,
tomcat, lebah, kumbang helm, dan laba-laba dan parasitoid
adalah serangga yang hidup menumpang pada serangga lain. Parasitoid melumpuhkan hama dengan cara menanamkan telurnya pada
telur hama. Dengan begitu, telur hama akan berubah menjadi parasitoid yang
berguna bagi petani saat menetas. “Refugia akan meningkatkan kebugaran
pemangsa hama padi, laba-laba bisa menghabiskan 20-30 wereng cokelat per hari
dalam satu rumpun padi,Tanpa refugia, parasitoid bisa membunuh 20-30 persen
telur wereng cokelat. Jumlah ini diharapkan meningkat dengan adanya refugia,” tandas Ir. Budi Supriyono, SP.
Dihimbau oleh Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora
Ir.Reni Miharti M.Agr.Bus. melalui Kepala UPT Dintanbunakikan Kecamatan Blora,
Sukaryo Pamungkas SP, kepada para Petani dalam upaya pengendalian
hama secara terpadu, agar dapat menerapkan pola tanam jajar legawa dan menanam
refugia. “Pengendalian Hama Tanaman Padi dengan
menggunakan Refugia ini sudah diakui oleh Food and Agriculture Organization (FAO)
sebagai rekayasa ekosistem dengan refugia sejak Oktober 2014 dalam program
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT),” tegas Sukaryo Pamungkas SP.
(adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment