Bupati Blora Djoko Nugroho Dalang di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora |
Blora,- Suasana meriah
mewarnai pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Garuda Kencana yang
dibawakan oleh Dalang Ki Nuryanto. Ada yang unik pada pagelaran wayang kulit
kali ini, yaitu tampilnya Bupati Blora, Djoko Nugroho sebagai dalang pada
adengan Limbuk dan Cangik, Sabtu Malam Minggu (04/06/2016). Pendopo Rumah Dinas
Bupati Blora dipenuhi oleh penonton mulai dari anak-anak hingga orang tua yang
sangat antusias menyaksikan kebolehan bupatinya dalam mendalang.
Djoko Nugroho yang
malam itu mengenakan pakaian Jawa, pada adegan Limbuk dan Cangik menyampaikan
pesan bahwa pembangunan pasar di wilayah Gabus akan tetap dilaksanakan sebagai
program pemerataan pembangunan, sedangkan pasar induk blora akan direnovasi.
“Saat ulang tahun
kemarin (25 Mei 2016), tepat usia saya yang ke 53, saya merayakannya dengan
para pedagang pasar. Aspirasi mereka menjadi masukan berharga. Pasar induk
Blora akan direnovasi dan menjadi pasar kering. Sedangkan pasar yang akan
dibangun di Gabus menjadi pasar basah, termasuk Kantor Kecamatan Blora juga
akan dipindah di sekitar Gabus”, ujar Djoko Nugroho, sambil memainkan tokoh
wayang kulit Limbuk dan Cangik.
Sebagaimana
diketahui, bahwa rencana pemindahan pasar induk Blora sempat menuai protes dari
para pedagang pasar yang melakukan demo tepat di hari ulang tahun Djoko
Nugroho. Dalam demonstrasinya di Ruang Pertemuan Setda Blora waktu itu, para
pedagang meminta kepada Djoko Nugroho untuk tidak memindahkan pasar induk
Blora, karena pasar ini merupakan salah satu ikon Blora yang harus dilestarikan
selain 4 ikon lainnya, yaitu, Pendopo, Masjid Agung, Alun-alun dan Makam Sunan
Pojok.
Pelawak Kirun Cs
(Mondol dan Klenteng), yang hadir sebagai bintang tamu mengusulkan kepada Djoko
Nugroho agar menyempatkan waktu untuk menekuni seni pedalangan dan diminta
bersedia mendalang secara maraton di 16 Kecamatan. “Pada Hari Jadi Kabupaten
Blora nanti, saya usul Pak Bupati agar mendalang lagi dan saya mohon ijin usul,
kalau ada waktu longgar Pak Bupati bersedia mendalami seni pedalangan”, kata
Kirun yang juga Dewan Penasehat PEPADI Pusat.
Pagelaran Wayang
Kulit tadi malam makin meriah ketika joke-joke dari Bupati bersama Kirun
dilontarkan dengan diiringi grup Karawitan Among Raos dan vokal para pesinden,
yang disambut tepuk tangan dan tawa riuh penonton.
Ketua Pepadi Blora,
Sukarno mengatakan bahwa pagelaran wayang kulit ini dalam rangka menyambut
datangnya Bulan Suci Ramadhan. “Malam ini merupakan puncak dari bulan Sya’ban,
jadi kalau biasanya pentas wayang kulit diselenggarakan pada malam Jumat Pon,
tapi untuk kali ini diselenggarakan pada malam Minggu Legi sekaligus menyambut
puasa Ramadhan. Yang lebih menarik karena beliau Bapak Bupati Djoko Nugroho
bersedia mendalang”, ujar Sukarno.
Pertujukan wayang
kulit tersebut merupakan kerjasama Pepadi Blora bersama DPPKKI Kabupaten Blora.
Hadir pada acara tersebut, unsur Forkopimda dan pimpinan SKPD se-Kabupaten
Blora. Acara ini dimulai pukul 20.00 WIB diawali dengan penampilan Aknantya
Akmal Fauzan, salah satu dalang cilik Kabupaten Blora yang meraih prestasi
ranking 5 di Festival Dalang Cilik Nasional UNY dalam lakon pakeliran padat. (adi
sanrico)
0 comments:
Post a Comment