Bimbingan Teknis Pemahaman Branding Wonderful Indones Dan Konten Marketing Di Cepu |
Blora,- Sektor pariwisata di Kabupaten Blora terus digarap serius
oleh Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora. Dengan
menggandeng seluruh stakeholder pariwisata yang ada, pihaknya menargetkan
kunjungan wisatawan tahun ini bisa mencapai 200 ribu orang.
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora, Drs. Kunto
Aji yang menyatakan langsung perihal tersebut ketika menjadi pembicara dalam
acara Bimbingan Teknik Pemahaman Branding Wonderful Indonesia dan Konten
Marketing untuk meningkatkan Peran Pemasaran Pariwisata, di Hotel Arra
Kecamatan Cepu, Senin (07/05/2018).
“Untuk mencapai target sebanyak itu, kami
menggandeng seluruh stakeholder baik dari lintas Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Kabupaten Blora, perusahaan swasta maupun masyarakat umum yang tergabung
dalam kelompok sadar wisata atau pokdarwis,” ucap Drs. Kunto Aji.
Pasalnya, menurut Kunto Aji, pembangunan dan
pengembangan daya tarik wisata tidak akan bisa maksimal jika dilakukan sendiri.
Butuh kontribusi dari seluruh stakeholder yang ada untuk menggarap bersama dan
fokus di beberapa daya tarik wisata.
Lanjut
Kunto Aji, Misalkan untuk Blora bagian timur berawal dari Stasiun Cepu
bisa diarahkan ke Wisata Haritage Loko Tour di Kecamatan Cepu, Kampung Samin
Sambongrejo, Kedungpupur, Minyak Tua Desa Ledok Kecamatan Sambong dan kulinernya
Lontong Opor Ngloram.
Sedangkan Blora bagian barat bisa ke Goa Terawang,
kampung Durian, Kebun Buah Tunjungan, Waduk Tempuran, Rumah Sastra Pramoedya
dan berkuliner Sate Blora.
“Kami akan susun beberapa paket wisata di Kabupaten
Blora dengan potensi daya tarik wisata yang ada,” papar Drs. Kunto Aji.
Pementasan
atraksi budaya seperti Seni Barongan dan Tayub Blora bisa dipertontonkan sebagai hiburan
wisatawan ketika berkunjung ke salah satu tempat wisata, sebagai daya tariknya.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinporabudpar Kabupaten Blora, Heksa
Wismaningsih S.STP, MH, menyatakan bahwa membangun industri pariwisata tidak
bisa dilakukan sendirian. Ia menyontohkan untuk mengembangkan potensi Bukit
Cengklik Desa Bicak Kecamatan Todanan, maka harus ada bantuan dari Dinas Pekerjaan
Umum sebagai pihak yang membangun jalan. Kemudian untuk oleh-olehnya harus ada
pendampingan dari Dindagkop UKM untuk melatih ketrampilan masyarakat setempat
untuk membuka usaha kerajinan dan lainnya.
“Saat kami belajar ke Banyuwangi beberapa waktu
lalu. Dinas Pariwisata disana hanya sebagai koordinator dan bekerja untuk
mempromosikan daya tarik wisata. Sedangkan untuk pembangunan daya tarik wisata
digarap bersama-sama dengan dinas terkait,” ujar Heksa Wismaningsih S.STP, MH.
Khusus Desa yang memiliki potensi daya tarik
wisata, diminta untuk bisa ikut melaksanakan pengembangan dengan merencanakan
pembangunan menggunakan Dana Desa. Disamping itu bisa juga membentuk
pengelolaan daya tarik wisata desa dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes).
Adapun Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Nia Niscaya, yang hadir dalam acara itu,
menyarankan agar Kabupaten Blora bisa segera melakukan branding pariwisata dan
fokus menggarap beberapa daya tarik wisata unggulan yang unik dan menarik.
Menurutnya Kabupaten Blora memiliki banyak daya
tarik wisata yang unik baik dari segi haritage yang dikenal sebagai daerah
penghasil minyak sejak lama, kemudian kuliner satenya yang enak, serta
budayanya seperti Barongan dan tayub. Jika itu semua bisa ditata dan dibranding
dengan baik, bukan tidak mungkin kunjungan wisata ke Blora akan meningkat.
Sementara itu, Sekjen Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia, Hery Margono menekankan pentingnya branding daya tarik
wisata bagi suatu daerah. Menurutnya, tanpa branding maka wisatawan akan
kesulitan mengenali potensi daya tarik wisata yang ada di daerah.
Ia mengajak seluruh stakeholder pariwisata yang
hadir bisa turut aktif mempromosikan branding daya tarik wisata yang ada di
Kabupaten Blora. Diantaranya komunitas duta wisata Blora, Peguyuban Kakang
Mbakyu (Pakamba), Generasi Pesona Indonesia (Genpi), Pokdarwis, Abipara, Asita,
PHRI serta seluruh stakeholder yang ada. (Heripur/Hms/Red)
0 comments:
Post a Comment