GMM Blora |
BLORA - Pabrik Gula (PG) Blora milik PT Gendhis Multi Manis (PT GMM) Bulog di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah, segera merealisasi kerja sama dengan petani tebu lokal.
Kerja sama ini dilakukan, selain belum pernah dilaksanakan oleh PT GMM Bulog, karena program kerjasama dengan Perhutani (tebu lahan hutan) ngambang dan sulit terlaksana.
"PT GMM menggalang kerja sama dengan petani tebu lokal, karena kerja sama dengan Perhutani ternyata ngabang dan sulit terlaksana," ungkap Direktur Operasional (Dirops) PT GMM, Ihsan, Jumat (04/09/2020).
Ihsan melanjutkan, sebelum melakukan kerja sama penuh dengan petani lokal, pihaknya bakal melakukan penjajagan terlebih dahulu.
“Kami akan coba sekitar 200 hektare dulu. Jika semua lancar, kerjasama akan dimulai tahun ini,” tambah Dirops PT GMM.
Program kerjasama yang akan disepakati, nanti bibit dan perawatan disediakan PG. Untuk tenaga kerja sepenuhnya menjadi kewajiban petani.
"Kami gandeng petani lokal, harapan dari kerja sama ini, hasil panen dijual ke PG Blora dan untuk genjot produksi," terang Ihsan.
Untuk keperluan ini, pihaknya masih perlu aktif melakukan kajian terkait adanya kemungkinan risiko kerja sama di kemudian hari.
“Resiko itu, antara lain petani menjual tebunya ke PG lain, maka ini juga butuh pengawasan,” tandas Dirops PT GMM yang dikenal dekat dengan para wartawan.
Tebu Luar Blora
Ditambahkan Ihsan, untuk memenuhi target giling 498.050 ton tebu, PT GMM Bulog butuh lahan tanaman tebu seluas 6.500 hingga 7.000 hektar.
Sementara ini lahan pertanian tebu yang ada di wilayah Blora baru seluas sekitar 3.600 hektar, sehingga PT GMM butuh lahan lagi 3.000 hektar lebih.
Maka saat musim giling tahun ini dan 2-3 tahun sebelumnya, kekurangan tebu untuk produksi gula harus mengambil dari petani luar Blora, seperti Rembang, Sragen, Grobogan dan Pati.
"Seperti musim giling tahun ini, tebu petani Sragen jadi rebutan antara PG Blora dengan PG lain, dan terjadilah persaingan harga," beber Ihsan terbuka.
Perlu diketahui, PG Blora milik PT GMM Bulog memiliki kemampuan giling 6.000 Tcd (6.000 ton) tebu perhari, dengan perkiraan pertengahan September 2020 ini bakal rampung.
Meski demikian, nanti PT GMM akan menutup musim giling tebu 2020 ini, bila tebu petani benar-benar selesai dipanen.
"Tebu harus benar-benar sampai habis, kasihan petani jika yang panen belakangan tidak bisa giling," pungkas Dirops PT GMM, Ihsan. (ADY/Red)
0 comments:
Post a Comment