Karni Bersama Medalinya |
Blora,- Adanya bonus miliaran rupiah yang diberikan Kementerian Pemuda
dan Olahraga (Kemenpora) kepada para atlet peraih medali di ajang Olimpiade Rio
2016 ternyata berdampak juga kepada para atlet lawas yang kini kehidupannya tak
seberuntung atlet sekarang.
Hal itu ditunjukkan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nachrowi, yang memberikan perhatian
khusus kepada mantan atlet yang pernah meraih prestasi di ajang internasional.
Salah satunya Bu Karni (49) mantan atlet dayung internasional yang kini hanya
bekerja sebagai tukang sapu di Taman Tirtonadi Kota Blora.
Setelah beberapa
kali diberitakan di media, Kamis (25/8) kemarin Menpora langsung menelpon Bu
Karni melalui Wakil Bupati (Wabup) Blora H.Arief Rohman M.Si. Menpora berbicara
langsung dengan Bu Karni yang pernah meraih 3 medali emas dari ASEAN Games, SEA
Games dan kejuaraan internasional dayung Dragon Boat di Hong Kong.
”Saya sudah
mendengar kabar tentang Bu Karni. Bagaimana kabar ibu sekarang? Sehat kan? Ibu
adalah inspirasi buat kami, pahlawan kami di bidang olahraga. Kami turut
prihatin, semoga ada jalan keluar. Tolong Pak Wabup, Bu Karni lebih
diperhatikan lagi,” ujar Imam Nachrowi melalui telepon selular.
Sambungan telepon
dengan Menpora terjadi saat Wabup bersama Bank Jateng dan Forkopimcam Blora
Kota mendatangi rumah Karni di Dukuh Mogo Desa Purwosari, Kecamatan Blora.
Sekedar
mengingatkan, Bu Karni adalah salah satu mantan atlet dayung Blora, yang
bernasib kurang beruntung. Di saat rekan-rekan seperjuangannya sesama mantan
atlet dayung telah diangkat menjadi PNS, Karni hanya berstatus pegawai honorer
dan bertugas menyapu Taman Tirtonadi yang dikelola Dinas Perhubungan Pariwisata
Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora.
”Saya gagal jadi PNS
karena faktor ijazah. Saat ada pemberkasan pegawai honorer yang akan diangkat
menjadi PNS pada 2010, ijazah saya dianggap tidak sesuai. Saya mengabdi menjadi
pegawai honorer sejak 1998, namun ijazah SD saya tahun 2008,” tandas Karni,
yang mengaku hanya lulusan SD.
Karni Telepon Langsung Menpora |
Karni mengaku merasa
lega bisa berbicara Menpora Imam Nachrawi melalui sambungan telepon. ”Saya lega
bisa berbicara langsung dengan Pak Menteri dan mencurahkan isi hati,” kata
Karni, wanita kelahiran 1 Januari 1968 ini. Sampai sekarang, saya belum PNS.
Saya menyadari, hanya tamatan SD. Jadi, saya syukuri saja,” tambahnya.
Kedatangan Wakil
Bupati Arif Rohman ke rumah Karni mewakili Bupati Djoko Nugroho menindaklanjuti
informasi pemberitaan atlet dayung berprestasi yang menjadi petugas kebersihan
taman Tirtonadi.
”Bu Karni ini
sebenarnya bukan dilupakan, tetapi sejak lama sudah diperhatikan oleh Pemkab
dengan dijadikan tenaga honorer. Gajinya pun sudah setara UMR senilai Rp 1,2
juta per bulan. Ia gagal jadi PNS pasalnya Bu Karni saat itu belum punya Ijazah
SD sehingga tidak bisa mengikuti pemberkasan. Sedangkan kini usianya sudah 49,
maksimal pengangkatan saat usia 35. Kami mengusulkan kepada Menpora agar Bu
Karni bisa jadi bintang iklan salah satu produk minuman jamu,” kata Wabup Arif
Rohman.
Pada kesempatan
tersebut, Wabup juga melakukan telewicara dengan Gubenur Ganjar Pranowo. Menurutnya,
Pemkab akan berupaya memperjuangkan nasib Karni agar lebih bahagia di hari tua.
Misalnya, menjadi pelatih dayung atau diberikan modal untuk usaha.
”Anak Bu Karni yang
sekarang masing kelas XII SMK di jurusan mesin. Nanti anaknya bisa kami perhatikan,
misalnya dalam hal pendidikannya kelak maupun pekerjaannya,” tandas Wabup.
Dalam kesempatan itu, diberikan pula bantuan dana sosial dari Pemkab dan Bank
Jateng kepada Karni. (adi sanrico)
0 comments:
Post a Comment