Gas Deso (Sedekah Bumi) di Desa Jepangrejo Kecamatan Blora |
Blora,- Bupati Blora H.Djoko Nugroho berkesempatan hadir di tengah tengah ribuan
warga Desa Jepangrejo Kecamatan Blora Kota untuk mengikuti acara tradisi
sedekah bumi yang telah menjadi agenda tahunan. (02/09/2016)
Dengan didampingi
Sekretaris Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika
(DPPKKI), Pratikto Nugroho, dan Kabid Kebudayaan DPPKKI, Suntoyo, Bupati yang
juga mantan Dandim Rembang ini datang dengan
mengenakan pakaian adat samin serba hitam.
Rombongan hadir
langsung di tengah masyarakat yang telah melakukan kirab gunungan ambeng
keliling desa dan berkumpul di kawasan Sumur Bumbung, lokasi yang dijadikan
pusat perayaan tradisi sedekah bumi.
Dihadapan seluruh
warga masyarakat Desa Jepangrejo, Bupati mengajak agar warga desa untuk selalu
bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesuburan
tanah di bumi Blora sehingga setiap tahun bisa menghidupi masyarakat dari
hasil-hasil pertanian. “Dari hasil bumi kita semua bisa hidup, maka dari itu
melalui acara sedekah bumi ini mari kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rejeki dan hasil pertanian melimpah dari hasil bumi. Kita semua
harus bisa menjaga lingkungan dan merawat bumi ini untuk kelestarian kehidupan.
Hewan, tumbuhan dan lingkungan semuanya punya fungsi masing-masing dalam
menyeimbangkan kehidupan. Nek ono manuk ojo dibedil, iwak ning embung ojo
dijenu, ojo diracun, dipancing wae. Sayangi lingkungan nggih Pak, Bu,” ucap
Bupati H.Djoko Nugroho.
Adapun Kepala Desa
Jepangrejo, Suparlan dalam sambutannya menjelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan
sedekah bumi adalah untuk mensyukuri nikmat rejeki dari Allah SWT dalam kurun
waktu setahun terakhir dan berdoa agar setahun kedepan warga desa bisa lebih
banyak rejeki serta selalu diberikan kesehatan. “Melalui perayaan sedekah bumi
ini juga mencerminkan kegotongroyongan serta kerukunan antar warga desa. Kita
semua berkumpul disini untuk berdoa dan makan bersama dengan hiburan kesenian
tradisional seperti tayub, barongan hingga dangdut,” jelas Suparlan.
Tradisi sedekah
bumi berakhir sebelum sholat jumat, sedangkan hiburan masyarakat setelah
jumatan berlanjut dengan kesenian tayub dan malam harinya ada pengajian umum. (adi
sanrico)
0 comments:
Post a Comment