Gropyok Tikus, Dinas Pertanian Blora Hargai Buntut Tikus Seribu Rupiah

Gropyokan Tikus Sawah Di Kedungtuban

BLORA - Dalam memberantas hama tikus dan mengendalikan populasi tikus sawah sekaligus mengamankan padi di Musim Tanam (MT) ketiga pada tahun 2020,  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora serta Pemerintah Kecamatan Kedungtuban dengan dukungan semua Kepala Desa, mengelar gropyokan tikus (perburuan hama tikus) secara serentak di semua desa se-Kecamatan Kedungtuban selama dua hari, Selasa – Rabu (07-08/07/2020).

Uniknya, hasil tangkapan tikus dari warga tersebut akan diganti biaya oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan  Kabupaten Blora sebesar Rp. 1000,- per “buntut” tikus.
“Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Blora serta Pemerintah Kecamatan Kedungtuban dengan dukungan semua Kepala Desa, dengan membeli tikus per “buntut” tikus diganti biaya Rp 1.000,” Ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti,  Rabu (08/07/2020).

Reni juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten  Blora melalui Dinas Pertanian berharap dengan diadakan kegiatan gropyokan ini agar petani tambah bersemangat gotong-royong dan  bersama-sama mengendalikan hama tikus atau organisme pengganggu tanaman (OPT) lainnya yang mengancam produksi pangan baik sekarang ataupun di masa mendatang, sehingga stabilitas pangan tetap terjaga.

Selain itu, kegiatan ini menjadi stimulan untuk bisa dilaksanakan petani bahwa pengendalian hama tikus secara rutin, serentak, gotong royong dan penuh kebersamaan  untuk kepentingan bersama.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora saat ini terus berupaya pengamanan pangan selalu dikedepankan dengan melakukan pengawalan produksi padi dari ancaman OPT baik yang dilaksanakan oleh Petugas Pengamat Hama Penyakit Tanaman (PHP), Petugas Penyuluh lapangan (PPL) maupun oleh para petani secara langsung.

Beberapa bulan terakhir ini hama tikus merajalela mengancam tanaman padi di beberapa wilayah Kabupaten Blora termasuk di Kecamatan Kedungtuban.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh PPL dan PPHP yang bersinergi dengan petani diantaranya,  Sanitasi, pembersihan lingkungan sawah yang digunakan untuk lubang tikus, penyuluhan pengendalian tikus secara terpadu oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Petugas Pengamat Hama Penyakit Tanaman (PPHP).

Tak hanya itu,  Pemasangan Rubuha (rumah burung hantu), burung hantu (Tyto alba) adalah salah satu predator alami,  Pengendalian hama tikus dengan memberi Karbit atau menaruh kain yang dicelup bensin pada liang aktif.

Perlu diketahui, Kabupaten Blora sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Tengah dengan produksi padi sebesar 576.948 ton gabah kering panen (GKP) dengan luas panen sebesar 108.532 ha di tahun 2019. 

Terdapat 3 (tiga) kecamatan penyumbang produksi padi dengan pola tanam padi 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu Kecamatan Cepu, Kecamatan Kedungtuban dan Kecamatan Kradenan.

Kecamatan Kedungtuban sebagai penyumbang produksi padi terbesar di Kabupaten Blora dengan produksi padi sebesar 23.896 ton GKP dengan luas panen 14.613 ha di tahun 2019. (ADY/Red)
Share:

0 comments:

Post a Comment

Hot News

APTRI Blora Bangkit Sinergi dengan Pemda dan Berperan dalam Program Pergulaan Nasional

𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 — Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP,M.Si menghadiri acara pelantikan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ...

Public Service

Blog Archive

Social Media

Technology

Next More »

Labels

Community

Next More »