DPR MINTA KARTU TANI DI JAWA TENGAH DISTOP

H. Firman Soebagyo, SE, MH, Wakil Ketua Baleg DPR RI dari Komisi IV, bertemu petani Desa Temurejo,
Kecamatan Kota Blora, berdialog soal pupuk
Blora,-  Keluhan soal kartu tani program Gubenur Jateng H. Ganjar Pranowo terus bermunculan. Keluhan terbaru dilontarkan petani Blora kepada Wakil Ketua Baleg DPR RI H. Firman Soebagyo, saat keliling desa-desa, Rabu (8/11/2017).

“Kartu tani membingungkan, dan mempersulit petani beli pupuk,” kata Ismoyo (55th), perwakilan petani dari Kecamatan Kedungtuban kepada Firman Soebagyo.

Keluhan yang sama juga disampikan Kasmin (51th), salah satu petani Dersa Temurejo, Kecamatan Kota Blora, mengaku susah cari pupuk gara-gara kartu tani yang membingungkan.

Kesulitan yang sama disampikan Kismoyo (48th), perwaklan petani dari Kecamatan Cepu yang selama ini dibuat repot, dan bingung soal kartu tani. “Saya punya kartu tani, tapi malah susah cari pupuk,” katanya terbuka.

Keluhan dan curhat petani Blora disampikan kepada anggota Komisi IV DPR RI itu, saat sosialiasi empat konsensus dasar bernegara yng dihariri sekitar 300 kader muda Partai Golkar, dan tokjoh masyarakat di Kampung Warna, Desa Tempuran, Blora.

Terhadap curhatan para petani itu, politisi senior kelahiran Pati membeber, bahwa tidak hanya di Blora, banyak petani di daerah lain di Jawa Tengah juga mengeluh soal kartu tani, dan keberadannya hanya menguntungkan sebagian petani saja.

“Kami dari Komisi IV DPR RI, akan memberi masukan dan mengusulkan ke pemerijntah agar menyetop dan membatalkan kartu tani itu,” tandasnya.

TNI Ikut Berperan

Selanjutnya, kata Firman Soebagyo, DPR minta penyakuran pupuk sepertu yang lalu-lalu, lebih simpel, cocok dan sederhana berdasar ajuan dari petani melalui rencana difinitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi dibuat kelompok tani.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua BALEG DPR RI menjelaskan, hampir tiga tahun terakhir pihaknya menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI), keliling dari desa ke desa untuk menyadarkan, memupuk dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara.

Caranya dengan mensosialisasikan pentingnya arti empat konsensus dasar bernegara kepada seluruh lapisan masyarakat, seperti yang digelar di Kampung Warna Tempuran, Blora.

Menurutnya, sosialiasi empat konsensus dasar bernegara itu penting, untuk  menumbuhkan nasionalisme dan bela negara yang mulai luntur sejak era reformasi khususnya kepada generasi muda, dan warga negara pada umumnya dalam menghadapi setiap rongrongan dan pengaruh asing.


“Bersama Bupati, Dandim dan teman-teman media, Kami memiliki komitmen ikut mesosialisasikan pentingya pemahaman empatkonsensus dasar bernegara, sasaran adalah masyarakat desa,” jelasnya. (adi sanrico)
Share:

0 comments:

Post a Comment

Hot News

Rapat Paripurna DPRD Blora Penyampaian Ranperda Tentang APBD Tahun 2025 dan Nota Keuangan

𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 — Rencana pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten  (Pemkab) Blora pada RAPBD tahun anggaran 2025 sebesar Rp2.221.850.7...

Public Service

Blog Archive

Social Media

Technology

Next More »

Labels

Community

Next More »