![]() |
"KPU Goes To School" Di SMK Negeri 1 Blora |
Blora,- Guna meningkatkan partisipasi pemilih
terutama pemilih pemula, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora membuat
program KPU BLORA Goes To School
dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tingkat SLTA di Blora.
Dalam program KPU BLORA Goes To School ini, KPU Blora tidak hanya memberikan sosialisasi terkait Pilgub Jateng 2018. Lebih dari itu, KPU Blora juga melakukan pendidikan pemilih pemula yang disebabkan faktor usia.
Anggota KPU Blora, Moesafa, menjelaskan tentang pemilih pemula yaitu mereka yang akan menggunakan hak pilihnya pertama kali. Munculnya pemilih pemula ini disebabkan oleh tiga faktor. Pertama karena faktor usia, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun pada saat pemungutan suara (27 Juni 2018). Kedua, faktor perubahan status perkawinan, yaitu mereka yang belum berusia 17 tahun tapi sudah/pernah kawin. Dan Ketiga, faktor perubahan status dari anggota TNI/POLRI menjadi sipil. Dari ketiga faktor ini, pemilih pemula karena faktor usia merupakan jumlah terbesar dibanding dua faktor lainnya.
Program KPU BLORA goes to school merupakan upaya untuk memaksimalkan sosialisasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018 kepada pemilih pemula. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah kehadiran pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 77,5 persen.
Program ini telah berjalan di beberapa sekolah seperti di SMKN 1 Blora (26/3), SMKN 2 Blora (26/3), dan SMK Ma’arif (27/3). Untuk selanjutnya, KPU Blora juga akan menyasar sekolah-sekolah lain diantaranya SMKN Cepu, SMKN Kunduran, SMAN 1 Blora, SMAN 2 Blora, SMAN 1 Cepu, SMAN 2 Cepu, SMAN Ngawen, SMAN Randublatung, dan MAN Blora. Sementara sekolah-sekolah selebihnya akan digarap oleh PPK di wilayah masing-masing.
Moesafa menambahkan bahwa 27 Juni nanti merupakan momentum bagi pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya pertama kali. Secara psikologis, sesuatu yang pertama kali itu biasanya menggairahkan.
“Program ini diarahkan untuk membantu mengelola ‘kegairahan’ itu tersalur melalui penggunaan hak pilih secara benar agar tidak menjadi kesia-siaan,” pungkas Moesafa. (msf)
0 comments:
Post a Comment