Pemasaran Produk Batik Karya DBM Oleh Santri Milenial Center |
Blora,- Reaksi
Forum Tunanetra menggugat terhadap pernyataan calon wakil presiden nomor urut
01, Kyai Ma'ruf Amin dalam acara peresmian posko dan deklarasi relawan yang
mengatasnamakan Barisan Nusantara (Barnus) di kawasan Cempaka Putih Timur,
Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018) dinilai terlalu berlebihan oleh komunitas
difabel dari Blora.
Sebelumnya Kyai Maruf sudah mengklarifikasi
pernyatannya bahwa tak ada konteks buta (fisik). Saya cuma bilang, yang tak
mengakui itu kayak orang buta karena tak mau melihat. Kayak orang budek karena
tak mau mendengar. Kayak orang bisu yang tak mau ungkapkan kebenaran. Itu saja
sebenarnya. Kalimat itu juga biasa bunyi di Alquran. Lihat saja di Alquran
kalau tak percaya.
Menganggapi pernyataan tersebut Komunitas Difabel Blora
menegaskan bahwa Kyai Maruf adalah sosok yang sangat peduli terhadap komunitas
difabel. Kyai Maruf bahkan pernah bertemu dan mengapresiasi hasil batik
difabel.
Kandar yang merupakan Wakil Ketua Difabel Blora Mustika
mengatakan Kyai Maruf juga sangat peduli dengan pemberdayaan kaum difabel.
"Program pemberdayaan yang digagas oleh kyai
Maruf betul-betul kita rasakan. Kita sudah sering diundang ke pameran-pameran
untuk memasarkan produk batik kita. Terakhir kemarin kita diundang dan diminta
memastikan batik kita di pulau Bali", kata Kandar di sanggar DBM, Senin
(12/11/2018)
Seperti diketahui bahwa gagasan pemberdayaan
masyarakat yang disampaikan oleh Kyai Maruf Amin diterjemahkan oleh Santri Milenial Center (SIMAC). Salah satu
sasarannya adalah kelompok difabel.
Lebih lanjut, Kandar mengakui jika selama ini,
pemasaran pemberdayaan DBM melalui karya batiknya tidak terlepas dari
keberadaan program SIMAC dan NU.
0 comments:
Post a Comment